Photobucket
Ketika Hati lelah..dan tidak tau harus bagaimana lagi..TOLONG DENGARKAN LAGUNYA

Jumat, 09 Desember 2011

Ketika Masih Memiliki Keluarga


Memiliki keluarga yang sempurna..
Siapa sih yang tak ingin???
Semua orang tanpa terkecuali
pasti ingin memiliki keluarga yang sempurna
Ayah dan Ibu yang masih bersatu
Mendapatkan kasih sayang yang sempurna dari mereka..

Tapi bagaimana ketika Allah berkehendak lain
Ketika keluarga yang sempurna itu tak ada
Ketika Ayah dan Ibu tak lagi bersatu
Apa yang harus dilakukan??
Apakah hidup akan menjadi hancur??
Apakah hidup menjadi tak berarti??
Dan dengan TEGAS saya jawab TIDAK
TIDAK BOLEH seperti itu

Life must go on kawan
Semua yang terjadi tak luput dari rencana-Nya
Semua yang terjadi pasti ada hikmahnya buat kita

Ketika orangtua sudah tidak bersatu lagi
Bukan berarti kita tak pantas mendapatkan kasih sayang dari mereka
Justru kita sangat pantas mendapat kasih sayang dari mereka
Beruntunglah masih memiliki Ayah dan Ibu
Meskipun mereka tak lagi bersatu
Karena banyak diantara saudara kita
yang sudah tak memiliki orangtua

Tatap yakinlah kawan
Allah selalu mempunyai rencana yang indah
Allah lah penulis skenario yang terhebat
Masihkan kita ragu akan semua itu?
Karena memang benar semua itu ada hikmahnya
Saya sendiri merasakan hal itu

Meskipun Ayah dan Ibu tak lagi bersatu
Tapi kami masih bisa merasakan kasih sayang dari mereka
Meskipun mereka tak lagi bersatu
Tapi mereka masih bisa menjaga silaturahim mereka
Apakah ketika melihat hal ini saya meski kecewa??
Tentu saja tidak

Bagaimana pun keadaannya sekarang
Mereka tetap-lah orangtua kami
Panutan bagi kami
Meskipun tak sedikit masalah yg kami alami
Tapi inilah hidup
Ada suka ada duka
Tergantung kita yang akan menjalaninya
Mau memilih tetap ceria atau malah memilih terus berduka
Kitalah yang menjalani semuanya

Dan pada akhirnya ketika mereka sudah memiliki pasangan yang baru
Disinilah kami berperang dengan perasaan kami sendiri
Ketika pada awalnya hati dan pikiran ini tidak bisa menerima hal itu...
Tapi ternyata, taukah kawan??
Allah yang maha membolak-balikan hati manusia
telah membalikan hati dan pikiran yang tadinya tak bisa menerima hal itu
perlahan-lahan bisa menerima hal itu
karena memang tak ada suatu kejadian yang luput dari rencana-Nya

Inilah rencana Allah buat keluarga kami
Bertambahlah lagi keluarga kami
Dengan sosok satu orang perempuan lagi
Yang diberi nama Kamilah Nurul Azizah
Dan juga hadirlah sosok adikku yang lucu
Yang diberi nama Maulana Salim

Bagi siapa pun yang orangtuanya tak lagi bersatu
Tidak setiap perpisahan harus disikapi sebagai musibah
Tapi sikapi-lah apapun yang sudah terjadi merupakan bagian dari ketetapan-Nya ^_^

Sungguh Indah
Ketika Kita Masih Memiliki Keluarga

Lanjut membaca “Ketika Masih Memiliki Keluarga”  »»

Minggu, 04 Desember 2011

Air mata

Menangis merupakan tersentuhnya hati oleh suatu peristiwa yang dialami oleh seseorang. Air mata yang keluar adalah suatu ungkapan kesedihan, kebahagiaan bahkan terkadang amarah yang tak bisa dikeluarkan. Air mata yang mengalir menjadi bukti nyata bahwa seseorang itu sedang mengalami ‘sesuatu’.

“Tak ada larangan untuk menangis, maka menangislah jika kau ingin, keluarkan semua air matamu, sepuasmu hingga kau letih.”

Kata-kata itu kudengar dari seorang sahabat saat kesedihan melandaku. Ya, dengan menangis terkadang ketenangan akan kita dapatkan, walau mungkin hanya sesaat. Seolah masalah yang memberat di kepala dan menyesakkan rongga dada perlahan meleleh.

Menangis sendirian di kamar berteman si guling yang hanya bisa diam, menangis di hadapan orang terdekat yang bisa memberikan pelukan ketenangan dan kata-kata yang melegakan atau menangis di atas sajadah mengadu pada Yang Maha Rahman akan segala problema hidup. Terserah, mau pilih yang mana. Tapi saran saya lebih baik yang terakhir. Curhat pertama kali dan menangis sebaiknya pada Yang Kuasa yang akan memberikan jalan keluar dari masalah yang melanda kita.

Wanitakah, priakah atau ‘setengah-setengah’kah anda silakan saja kalau ingin menangis. Menangis bukan hanya untuk wanita saja. Menangis itu fitrah dan memang sudah identik dengan kita. Coba ingat, dari baru menclok ke dunia ini kita juga menangis bukan? Tidak ada yang berkata, “hai, kamu bayi laki-laki, jadi tak boleh menangis, menangis hanya khusus perempuan”. Tidak ada bukan? Bahkan dokter atau bidan yang menangani proses kelahiranpun tidak akan mengatakan itu.

Jadi, menangislah jika kau ingin…

Selain melegakan perasaan, ternyata kata teman saya yang ‘orang pintar’ (baca: ahli medis) ternyata menangis juga akan mengurangi tingkat depresi seseorang, mengurasi stress, membunuh bakteri, mengeluarkan racun,dan membantu melawan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh stres seperti tekanan darah tinggi.

Bagaimana prosesnya? Jangan tanya saya, saya tidak tahu, karena saya bukan orang medis. Yang saya tahu adalah menangislah jika kau ingin…

Tetapi, jangan sedikit-sedikit menangis ya. Belajar untuk menghadapi semua persoalan hidup dengan tenang. Alangkah lebih baiknya kalau air mata yang jatuh bukan karena masalah hidup kita yang sebagian besar adalah karena dunia. Sebaiknya kita menangis karena dosa-dosa yang semakin menggunung.

Lanjut membaca “Air mata”  »»

Perjalanan Hatiku

Langkahku semakin berat seolah ini beban yang tak dapat lagi aku tahan, yang tak dapat lagi aku pikul meski aku telah berusaha sekuat tenaga untuk mengangkatnya. Aku bisa saja pura-pura tertawa meskipun hati kian terluka, tapi aku tak akan pernah mampu mengabaikan deritaku yang kian mengganggu.

Aku tak lagi punya keberanian untuk menatap ulang masa depan yang kian kelam dan terabaikan. Apa aku bisa menatanya, berjuang membenahi setelah apa yang terjadi??? Semua begitu tiba-tiba, yang tak pernah terlintas sedikitpun bagiku bahwa semua ini akan berakhir seperti ini pada akhirnya meski diawal aku berharap semua akan bahagia dengan seiring kami bersama.
Aku tak mampu berharap lagi, aku tak sanggup memohon lagi dan aku tak bisa untuk mengiba lagi untuk kesekian kali. Semua ini terlalu menyakitkan hati hingga aku tak mampu lagi berdiri bangkit dari keterpurukan ini.
Apa memang lagkahku harus terhenti sampai disini,…?
Tak bisakah aku terus melangkah menapaki semua jalan terjal ini meski hanya seorang diri dan tak ada lagi yang mendukungku saat onak dan duri tajam menusuk kaki?
Apa aku terlalu takut untuk mengetahui akhir dari perjalanan panjang yang melelahkan ini setelah semua yang terjadi dalam hidupku yang seolah setumpuk siksaan hati yang terus menyiksaku tiada henti?
Aku berharap akan ada secercah harapan yang mampu menerangiku, mengiringi langkahku menapaki setiap liku jalan yang aku pilih untuk kulalui meskipun penuh kerikil tajam dan duri yang siap menghalangi bahkan melukai.
Sekarang aku harus mandiri menapaki dengan pasti seorang diri sampai akhirnya aku menemukan sang tambatan hati yang akan setia menemani sampai aku mati tanpa pernah sedikipun melukai….


Lanjut membaca “Perjalanan Hatiku”  »»

123 Hal yang Membuat Kaum Pria Meneteskan Air Mata

Ada sedikitnya tiga hal yang dapat membuat kaum pria meneteskan air mata, yaitu: cinta, dosa, dan wanita.

(Andri tiyang sobo)

Cowok kok nangis? Malu, dong… Ah siapa bilang? Sst… kalau kamu mau tahu apa saja yang bisa membuat lelaki itu menangis, bersedih hati, terluka, atau kecewa, bacalah artikel ini sampai selesai.

Nah… inilah 123 hal yang membuat pria meneteskan air mata, atau setidaknya membuat hatinya tersayat, teriris, terluka-pedih….

Sosok pria sebagai seorang ayah, ia akan menangis, berduka, terluka, sedih, atau kecewa jika:

*

Ada pria lain, selain dirinya, di hati istri yang amat dicintainya.
*

Ia ditinggalkan sendirian oleh anak dan istrinya.
*

Ia tidak pernah dianggap ada oleh keluarganya.
*

Kedatangannya disambut dengan omelan, berbagai macam pertanyaan penuh kecurigaan, atau muka masam dari istri dan/atau anak-anaknya. Sepantasnya seorang istri menyambut suami dengan sapaan nan lembut, senyuman yang mesra, dengan pakaian yang memesona.
*

Istrinya diketahui selingkuh atau “ada main” dengan pria lain.
*

Ia tidak mampu memberikan uang jajan untuk putra/i yang dicintainya.
*

Ia tidak mampu memberikan atau membelikan yang terbaik untuk istri dan anak-anaknya.
*

Ia masih tergantung dengan orang tuanya, terutama dalam segi materi.
*

Ia teringat dengan masa lalunya yang begitu menyenangkan, dan sekarang ia merasa begitu menderita.
*

Jika masa lalunya begitu kelabu, ia akan menyesalinya mengapa ia seperti itu, sehingga… kini ia berjanji untuk bertaubat agar lembaran kehidupan menjadi putih berseri.
*

Ia dimasukkan oleh anak-anaknya ke panti jompo setelah ia tidak lagi mampu berbuat apa-apa.
*

Ia dibantah anak-anaknya dengan cara yang begitu kasar.
*

Anak-anaknya yang dibesarkan dengan penuh kasih sayang membencinya ketika mereka (beranjak) dewasa.
*

Anak-anaknya menjadi pembangkang, nakal, bandel, sulit diatur. Intinya adalah anak-anaknya menjadi orang yang kurang/tidak cerdas baik dari segi IQ (intelektual), EQ (emosional), SQ (spiritual), maupun AQ (adversity quotient).
*

Anak-anaknya hanya mau hartanya saat ia ada, bahkan sampai berebut warisannya setelah ia tiada.

Sosok pria sebagai seorang anak, balita, anak kecil, atau remaja ia akan menangis, bersedih, terluka, berduka, atau kecewa jika:

*

Kehadirannya di dunia ini ternyata tidak dikehendaki oleh orang tuanya.
*

Ia dikatakan sebagai anak haram, anak durhaka, anak yang tak tahu balas budi, anak kurang ajar, anak yang tak tahu berterimakasih, dan sebutan lainnya yang tak pantas.
*

Ia tidak dibelikan mainan atau sesuatu yang diinginkannya.
*

Ia merasa haus.
*

Ia merasa lapar.
*

Ia merasa atau melihat orang tuanya tidak harmonis, sering cekcok, sering bertengkar.
*

Ia dijauhkan dari sesuatu (baik barang, benda, mainan, maupun eseorang) yang disukai atau dicintainya.
*

Ia merasa kemauan/keinginannya tidak dipenuhi oleh orang tuanya.
*

Ia dimarahi, terutama hanya gara-gara masalah kecil/sepele.
*

Ia dibentak-bentak.
*

Ia terlalu dibatasi dan dikekang.
*

Ia dilarang bergaul dengan lawan jenis, hanya karena alasan takut dengan pergaulan bebas. Solusinya: orang tua memberitahu cara-cara bergaul yang agamis dan dinamis.
*

Ia dilarang melakukan sesuatu dengan alasan kasihan atau sayang. Sering kita mendengar orang tua berkata, “Melarang itu berarti tanda sayang.” Tidak dalam semua hal ungkapan ini benar.
*

Ia tahu orang tuanya terlilit hutang, atau ada masalah yang tak mudah untuk dipecahkan.
*

Ia tahu orang tuanya terlibat dalam masalah kriminal.
*

Ia dipaksa menikah, atau dijodohkan orang tuanya dengan seorang gadis yang tidak dicintainya, atau dijodohkan dengan seorang wanita demi memenuhi ambisi, keinginan, kemauan orang tuanya, misalnya: mempertahankan kerajaan bisnis keluarga, demi reputasi-popularitas, demi kekayaan dan kejayaan, dsb.
*

Sosok pria sebagai seorang kekasih, ia akan menangis, atau setidaknya terluka, kecewa, bersedih hati, jika:

*

Ia tidak bisa membahagiakan wanita yang dikasihinya.
*

Kehadirannya sama seperti ketiadaannya.
*

Ia tidak bisa membuat wanita yang disayanginya tersenyum bahagia dan wajahnya berbinar ceria.
*

Wanita yang dicintainya (ternyata) tidak mencintainya dengan sepenuh hati, atau hanya mencintainya dengan separuh hati.
*

Kekasihnya berpaling ke lain hati, mencari kehangatan lelaki lain, mencari pelukan lelaki lain.
*

Wanita yang dipujanya (diam-diam) mengagumi, memuji-muji, memuja kelebihan cowok lain, terlebih di depan matanya sendiri, lalu memandang rendah dirinya.
*

Wanita idaman hatinya hanya mencintai hanya saat memerlukannya, jika tidak sedang butuh… wanita itu berpaling ke pria lain.
*

Ia melihat wanita yang dikasihinya sedang bermesraan, bergandengan tangan, berciuman, dan/atau berselingkuh dengan pria lain.
*

Ia dibanding-bandingkan dengan pria lain, terutama dalam masalah status, pekerjaan, dan… uang (harta).
*

Ia merasa dikhianati oleh wanita yang begitu dikaguminya dikasihinya, disayanginya, dan dicintainya.
*

Ia ditinggalkan, dicampakkan, ditelantarkan, atau ditinggal pergi begitu saja, diputuskan secara sepihak oleh wanita yang amat dicintainya.
*

Ia (merasa) dicintai oleh wanita yang salah, pada saat yang salah (di waktu yang tidak tepat), dan di tempat yang salah.
*

Ia setia, namun kekasihnya tak setia.
*

Cinta wanita kepadanya dihiasi dengan kepalsuan. Maksudnya, wanita itu mencintainya karena ia memiliki harta, kedudukan, popularitas. Singkatnya, wanita itu mau dan mencintai karena sang Pria “memiliki dunia”. Setelah semuanya tiada, pria itu ditinggalkan begitu saja.
*

Cinta wanita kepadanya dibingkai dengan kehampaan. Maksudnya, wanita itu hanya berpura-pura saja mencintainya, atau menjadikan dirinya semata hanya sebagai pelampiasan, pelarian, pelabuhan sementara. Ungkapan “Dalam dunia percintaan, kepura-puraan adalah hal yang amat menyakitkan!” terasa kebenarannya.
*

Ia terlalu dikekang atau diatur oleh kekasihnya.
*

Ia harus selalu menuruti atau membenarkan semua kemauan, keinginan, saran, nasihat, pendapat dari wanita yang amat dicintainya.
*

Wanita yang disayanginya berubah menjadi baik hanya jika “ada maunya”.
*

Ia melihat wanita yang amat dicintainya sedang menangis atau bersedih hati.
*

Ia tidak bisa membantu wanita yang dikasihinya saat wanita tersebut benar-benar memerlukan pertolongannya.

Sosok pria sebagai seorang pengajar, guru, dosen, atau tutor, ia akan menangis atau bersedih hati jika:

*

Ia tidak bisa membuat muridnya memahami atau mengerti apa yang diajarkannya.
*

Ia menyaksikan muridnya gagal dalam ujian, tidak lulus dalam mata pelajaran/kuliah yang diberikannya. Kesedihan ini akan terasa begitu mendalam jika murid-muridnya gagal di dalam menghadapi “ujian Kehidupan”.
*

Ia melihat muridnya gagal dalam hidup dan kehidupannya.
*

Ia tidak bisa membuat muridnya lebih baik dari dirinya.
*

Ia tidak bisa membuat muridnya lebih pandai dari dirinya.
*

Ia tidak bisa membuat muridnya lemah lembut dalam bertutur kata, dewasa dalam bersikap, arif dalam memilih, dan bijaksana dalam memutuskan.
*

Ia melihat atau mendengar muridnya terlibat di dalam dunia hitam, seperti: kasus asusila, narkoba, kriminal, dsb.
*

Ia melihat muridnya menjadi sosok yang dijauhi masyarakat, seperti: koruptor (berdasi), pengusaha yang curang, buronan, pelacur, dsb.
*

Apa yang diajarkannya hanya dihafalkan sebatas teori dan tidak diaplikasikan di dalam kehidupan nyata.
*

Apa yang diajarkannya disalahgunakan, atau dengan kata lain, ilmu yang diajarkannya digunakan untuk kejahatan.

Sosok pria sebagai seorang pelajar/mahasiswa ia akan menangis, kecewa, dan/atau bersedih hati jika:

*

Ia dipaksa masuk ke jurusan yang sebenarnya kurang/tidak disukainya. Contoh kasus: orang tuanya ingin agar ia jadi dokter, sehingga ia dimasukkan ke fakultas kedokteran. Padahal sebenarnya ia ingin menjadi pebisnis yang hebat.
*

Ia tidak lulus ujian.
*

Ia gagal diterima di sekolah pilihannya.
*

Ia dikatakan atau dianggap bodoh oleh guru/dosen atau teman-temannya.
*

Ia tidak diterima di dalam pergaulan dengan teman sebayanya.
*

Ia dilarang tahu banyak hal oleh guru/dosennya, atau dikatakan belum saatnya kamu tahu tentang hal ini, padahal sebenarnya ia ingin menjadi ahli dalam hal itu.
*

Ia seorang pelajar/mahasiswa yang berprestasi dan berbakat, namun kurang/tidak didukung oleh sarana-prasarana dan fasilitas yang memadai.
*

Pemikiran atau pendapatnya (yang telah sesuai dengan berbagai literatur terbaru dan terpercaya) disalahkan, tidak diterima, diacuhkan begitu saja hanya gara-gara ia belum senior, masih belum bergelar, dsb.
*

Karya tulisnya diplagiat (dijiplak, ditiru seluruhnya, di-copy paste) oleh orang lain.
*

Ia dianggap orang yang aneh dan unik hanya gara-gara perilakunya, perkataanya, pemikirannya, pendapatnya aneh dan unik juga.
*

Sosok pria sebagai seorang pemuka/tokoh agama ia akan menangis, kecewa, dan/atau bersedih hati jika:

*

Dirinya sendiri ternyata jauh dari Allah, atau belum sepenuhnya menjalankan perintah agama yang dianutnya.
*

Putra/putrinya sulit diatur, sukar dinasihati, tidak bersikap sesuai ajaran agama.
*

Ia melihat umatnya bergelimang di dalam dosa dan kemaksiatan.
*

Ia tidak bisa membuat jamaah/gembalanya menjadi lebih baik dan lebih tercerahkan hidupnya.
*

Ayat-ayat kitab suci tidak diaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari.
*

Tempat ibadah hanya sebagai simbol atau pelengkap, tidak dimakmurkan, tidak digunakan, dan tidak dimaksimalkan fungsinya.
*

Ibadah hanya dilakukan sebatas ritual atau seremoni rutin belaka.
*

Banyak orang yang melakukan kejahatan atas nama agama dan Tuhan.
*

Banyak orang yang saling membenci, bermusuhan, bertikai, membeda-bedakan hanya karena berbeda agama.
*

Agama (termasuk ayat-ayat dari kitab suci) hanya digunakan sebagai topeng, kedok, atau senjata yang memudahkan atau memuluskan jalan untuk mencari popularitas/uang, meraih jabatan, melangsungkan pernikahan, melanggengkan bisnis, dan semata demi kepentingan duniawi.
*

Agama dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Inilah yang mengakibatkan berkembangnya paham sekuler dan hedonisme.
*

Ada orang yang mengaku sebagai orang suci, utusan Tuhan, atau Nabi.
*

Ada orang yang menjual diri demi sesuap nasi.
*

Ada orang yang rela menukar keyakinan agamanya demi memperoleh kesenangan/nikmat duniawi.
*

Ada orang yang tidak beragama, atau tidak yakin sepenuhnya kepada (kasih sayang) Allah.

Sosok pria sebagai seorang kepala negara, pemimpin, atau pejabat (yang ideal dan berhati nurani) ia akan menangis, kecewa, bersedih hati jika:

*

Pornografi, pornoaksi, dan semua hal yang bersifat porno dan asusila begitu merebak serta meracuni berbagai sendi kehidupan dan merusak generasi muda di negeri ini.
*

KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) masih ada dan merajalela di negeri ini.
*

Ia tidak dapat berlaku adil kepada rakyatnya.
*

Biaya pendidikan mahal dan tak terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
*

Berbagai fasilitas, sarana dan prasarana kesehatan tidak dapat dinikmati oleh semua warga negara.
*

Sumber daya alam negeri ini dikuasai oleh investor asing.
*

Kemiskinan dan pengangguran masih melanda negeri ini.
*

Keputusannya membawa penderitaan atau menyengsarakan banyak orang.
*

Negeri ini masih saja “dijajah” atau “dikuasai” oleh bangsa asing. Bentuk-bentuk penjajahan modern dapat berupa: ekonomi, budaya, ideologi, hiburan (entertainment), teknologi, komunikasi, dsb.
*

Banyak kaum muda yang bermalas-malasan, tidak produktif, konsumtif, dan hanya sebagai penganut hedonisme dan korban teknologi modern.
*

Negeri ini menjadi sasaran teroris, sarang teroris, disebut teroris, atau menjadi korban dari terorisme global.

Sosok pria sebagai seorang sahabat sejati, ia akan menangis, bersedih hati, terluka, atau kecewa jika:

*

Dikhianati, terutama oleh orang-orang terdekatnya.
*

Dimanfaatkan oleh siapapun dalam bentuk apapun.
*

Tidak ada seorangpun yang menolongnya saat ia memerlukan bantuan.
*

Diputuskan, diasingkan, dikucilkan dari pergaulan tanpa sebab atau alasan yang jelas.
*

Difitnah secara keji, terutama oleh orang yang selama ini dipercayainya.

Sosok pria sebagai “musuh Tuhan”, teroris, atheis, penjahat, atau koruptor, ia akan menangis, bersedih hati, terluka, atau kecewa jika:

*

Banyak orang yang bertaubat dan dekat dengan Allah.
*

Banyak wanita yang menutupi auratnya, berjilbab, dan menjaga kesucian serta harga dirinya.
*

Para pejabat menjadi jujur, tidak lagi mau disuap, diberi gratification.
*

Birokrasi di negeri ini menjadi begitu cepat dan dipermudah.
*

Supremasi hukum ditegakkan, sehingga semuanya sama dihadapan hukum.

Sosok pria sebagai seorang petani, ia akan menangis, bersedih hati, terluka, atau kecewa jika:

*

Hasil panennya kurang menggembirakan dan tidak begitu melimpah, sehingga hasilnya tidak dapat mencukupi kebutuhan dirinya dan keluarganya.
*

Hama (wereng, tikus, dsb) merusak sawah ladangnya, sehingga gagal panen.
*

Harga pupuk mahal.

Sosok pria sebagai seorang nelayan, ia akan menangis, bersedih hati, terluka, atau kecewa jika:

*

Hasil tangkapannya sedikit, sehingga tidak bisa untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya.
*

Harga bahan bakar, terutama solar, menjadi mahal.
*

Gelombang laut pasang, sehingga ia tidak bisa melaut seperti biasa.

Sosok pria sebagai seorang pedagang, pengusaha, pebisnis, ia akan menangis, bersedih hati, terluka, atau kecewa jika:

*

Mengalami kebangkrutan yang sampai mengakibatkan dirinya harus memulai lagi dari awal atau dari nol.
*

Tidak ada yang menggantikan dirinya atau mewarisi usahanya.
*

Terjadi resesi dan krisis global, sehingga harga bahan baku menjadi tak terjangkau.

Sosok pria sebagai seorang peneliti, ilmuwan, cendekiawan, ia akan menangis, bersedih hati, terluka, atau kecewa jika:

*

Hasil penelitiannya tidak dapat bermanfaat bagi umat manusia.
*

Ia dipersulit atau tidak diberi fasilitas, dana, bantuan untuk melakukan risetnya.
*

Perhatian serta apresiasi masyarakat dan pemerintah amat kurang di bidang pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Padahal majunya suatu negara salah satunya adalah karena pengembangan riset dan teknologi.
*

Kesejahteraan dirinya sendiri dan keluarganya kurang/tidak diperhatikan, diabaikan begitu saja oleh negara/pemerintah, sementara pikiran, waktu, dan tenaganya “diperas” untuk terus meneliti dan berkarya.

Sosok pria yang berprofesi sebagai seorang penulis, sastrawan, seniman, budayawan, pekerja seni, perupa, musisi, fotografer, programmer, dan juga profesi lainnya (terutama di bidang sastra dan seni budaya) yang belum tersebut di artikel ini, ia akan menangis, bersedih hati, terluka, atau kecewa jika:

*

Tidak ada atau kehabisan ide untuk memulai berkarya. Atau mengalami kebuntuan ide di tengah-tengah berkarya, yang menyebabkan karyanya tidak dapat terselesaikan dengan sempurna.
*

Ide atau hasil karyanya dibajak, disalahtafsirkan, tidak diapresiasi secara layak, atau tidak diakui sebagai suatu karya (bercitarasa seni).
*

Hasil karyanya dinilai rendah atau dihargai amat murah, tidak sesuai dengan kualitas, mutu, atau nilai karya itu yang sebenarnya.

Perlu diketahui, minimnya bantuan, dukungan, dan perhatian pemerintah di bidang sastra dan seni budaya telah membuat negeri ini kehilangan jatidirinya sebagai negeri yang berbudaya adiluhung.

– ** 00 ** –

Demikianlah telah kami uraikan 123 hal yang membuat pria meneteskan air mata. Semoga bermanfaat.

The last but not least, pesan untuk kaum wanita… jangan coba-coba ya… mempermainkan, menyakiti (hati) kami, membuat kami, kaum pria, menangis, berduka, bersedih, atau kehilangan harapan…. sehingga pepatah “no women no cry” tak lagi berlaku. OK?

– ** 00 ** –

Lanjut membaca “123 Hal yang Membuat Kaum Pria Meneteskan Air Mata”  »»
andri-cyber30 © 2008. Design by :andri.jgc30 Sponsored by: Tutorial87 andri.jgc30